Manajemen
persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya digunakan dalam proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan
atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan baku, barang dalam
proses, barang jadi ataupun suku cadang. Bisa dikatakan tidak ada perusahaan
yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun persediaan hanyalah suatu sumber
dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan berarti dana yang
terikat didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu
pentingnya persediaan ini sehingga para akuntan memasukannya dalam neraca
sebagai salah satu bagian dari aktiva lancar.
Sebagai
salah satu asset penting dalam perusahaan, karena biasanya memiliki nilai yang
cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.
Setiap
bagian dalam perusahaan dapat memandang persediaan dari berbagai sisi yang
berbeda. Bagian pemasaran misalnya, menghendaki tingkat persediaan yang tinggi
agar dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin. Bagian pembelian
cenderung untuk membeli barang dalam jumlah yang besar dengan tujuan untuk
memperoleh diskon sehingga harga per unit menjadi lebih rendah. Demikian juga
bagian produksi, menghendaki tingkat persediaan yang besar untuk mencegah
terhentinya produksi karena kekurangan bahan. Di pihak lain, bagian keuangan
memilih untuk memiliki persediaan yang serendah mungkin agar dapat memperkecil
investasi dalam persediaan dan biaya pergudangan. Sistem pengendalian
persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah
persediaan harus dilakukan dan berapa pesanan harus diadakan. Sistem ini
menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan
waktu yang tepat. Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah.
Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur
yang besar (yang tertanam dalam persediaan), meningkatkan biaya penyimpanan dan
risiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu
sedikit mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena
seringkali bahan/ barang tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar
yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya
penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.
Sebagaimana
keputusan manajemen operasi lainnya, kebijaksanaan yang paling efektif adalah
dengan mencapai keseimbangan diantara berbagai kepentingan dalam perusahaan.
Pengendalian persediaan harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani
kebutuhan bahan/barang dengan tepat dan biaya yang rendah.
A.
Macam
– Macam Persediaan
1.
Bahan Baku.
Bahan
baku merupakan persediaan yang dimilki perusahaan untuk diproses menjadi barang
jadi. Jumlah bahan baku yang harus dikelola perusahaan akan tergantung kepada :
-
Jumlah pemakaian.
-
Jumlah investasi dalam (nilai)
persediaan.
-
Karakteristik fisik bahan baku.
-
Lead time ( tenggang waktu antara saat
pemesanan dengan penerimaan barang).
2.
Barang Dalam Proses.
Merupakan
seluruh bahan yang telah mengalami proses produksi tetapi masih membutuhkan
proses lebih lanjut untuk menjadi barang jadi.
Karakteristik
dari barang dalam proses adalah :
-
Suatu bentuk “peningkatan nilai”.
-
Nilainya tergantung kepada nilai bahan
baku, biaya tenaga kerja, lamanya dan tingkat kerumitan proses produksi.
-
Merupakan komponen jenis persediaan yang
paling tidak likuid.
3.
Barang Jadi
Merupakan persediaan
barang yang telah selesai diproses perusahaan tapi tetapi masih belum terjual. Keberadaan
dari barang jadi dipengaruhi oleh :
-
Sales Forecast.
-
Likuiditasnya.
-
Karakteristik fisiknya.
B.
Fungsi
Persediaan
Tujuan manajemen
persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan
pelayanan pelanggan. Keempat fungsi persediaan antara lain :
1.
“Decouple” atau memisahkan beberapa
tahapan dari proses produksi. Sebagai contoh, jika persediaan sebuah perusahaan
berfluktuasi, persediaan tambahan mungkin diperlukan untuk melakukan decouple
proses produksi dari pemasok.
2.
Melakukan “decouple” perusahaan dari
fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan.
3.
Mengambil keuntungan dari diskon
kuantitas karena pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya pengiriman
barang.
4.
Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan
harga.
Untuk mengakomodasi
fungsi-fungsi persediaan tersebut, persediaan harus memiliki jenis persediaan,
yaitu :
1.
Persediaan barang mentah (raw
material inventory), persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan
decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi. Pendekatan yang dipilih
adalah menghilangkan variabilitas pemasok akan kualiatas, kuantitas, atau waktu
pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan.
2.
Persediaan barang setengah jadi (work in
process-WIP inventory), adalah komponen - komponen atau bahan mentah yang telah
melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai. WIP adalah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk (disebut waktu siklus), mengurangi
waktu siklus akan mengurangi persediaan.
3.
MRO (maintenance, repair, operating),
persediaan persediaan yang disediakan untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan
dan operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin dan proses - proses tetap
produktif. MRO ada karena kebutuhan serta waktu untuk pemeliharaan dan
perbaikan dari beberapa perlengkapan tidak di ketahui.
4.
Persediaan barang jadi, adalah produk
yang telah selesai dan tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan
ke persediaan karena permintaan pelanggan dimasa mendatang tidak diketahui.
D.
Hal
– Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Manajemen Persediaan
1.
Struktur
Biaya Persediaan
a.
Biaya Per unit ( item cost )
b.
Biaya
penyiapan pemesanan (ordering cost)
-
Biaya
pembuatan perintah pembelian (purchasing
order).
-
Biaya
pengiriman pemesanan.
-
Biaya
transportasi.
-
Biaya
penerimaan (Receiving cost).
-
Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya
penyiapan (set up cost)
: surat menyurat dan
biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.
-
Total Biaya Pemesanan :
·
TOC = F. ( S / Q )
![Text Box: Ket : Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
F = Biaya tetap](file:///C:\Users\WEENET~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)
-
Biaya
yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai
persediaan digunakan untuk investasi (Cost
of capital).
-
Biaya
yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.
-
Total biaya penyimpanan
:
![Text Box: Ket : Q = Kuantitas Pesanan
S = Penjualan Tahunan
N = Frekuensi Pemesanan
C = Biaya Penyimpanan
P = Harga beli per unit](file:///C:\Users\WEENET~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
·
TCC = C . P . A
-
Persediaan Rata – rata :
·
A = Q / 2
= ( S / N ) / 2
d.
Biaya
resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of
obsolescence, deterioration and loss).
e.
Biaya
akibat kehabisan persediaan (Stockout cost).
2.
Penentuan berapa besar
dan kapan pemesanan harus dilakukan.
E.
Tingkat
Perputaran Persediaan
Tingkat
perputaran persediaan barang dagangan :
Penjualan
Bersih
Inventory
Turnover = -------------------------- = ...... kali
Persediaan
Rata-rata
Atau
= Harga Pokok Penjualan
------------------------------- =
...... kali
Persediaan
Rata – Rata
Persediaan
Rata – Rata = Persediaan Awal + Persediaan Akhir tahun
------------------------------------------------------
2
365 Hari
Hari Rata – rata
Barang di simpan digudang = ----------------------------------
Inventory Turnover
Contoh
Soal!
1.
Diketahui Persediaan Barang per tanggal
31 Desember tahun 2009 sebesar Rp. 100.000.000,- dan persediaan barang per
tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 150.000.000,-. Dalam laporan laba rugi
tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar 315.000.000,-. Hitunglah berapa
kali perputaran persediaan di gudang?
Jawab
!
100.000.000,- +
150.000.000,-
Persediaan Rata – rata = ----------------------------------------
2
= 125.000.000,-
Penjualan
Bersih
Perputaran Persediaan =
-------------------------
Rata-
rata persediaan
315.000.000,-
Perputaran Persediaan =
------------------
125.000.000,-
= 2,52 kali
365 hari
=
------------ = 144, 84 hari sekali dalam setahun
2,52 kali
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen
persediaan sangat penting dalam sebuah perusahaan. Merencanakan jumlah
persediaan untuk di simpan di gudang hingga melakukan pengontrolan terhadap
barang persediaan yang akan digunakan harus dapat di atur dengan baik sehingga
tujuan dapat tercapai. Salah satu alasan perusahaan agar memiliki persediaan
adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal
pengiriman. Pengendalian persediaan sangat penting dalam sebuah perusahaan
karena jika persediaan terlalu banyak maka biaya penyimpanan dan pemeliharaan
pun akan meningkat dan resiko kerusakan pun akan meningkat sehingga menyebabkan
kualitas barang akan menurun. Dan jika jumlah persediaan terlalu sedikit maka
akan menyebabkan proses produksi dapat terganggu dan pesanan tidak daapat
terpenuhi.
Macam
– macam persediaan ada 3 :
1.
Bahan Baku
2.
Barang Dalam Proses
3.
Bahan Jadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar