Selasa, 09 Desember 2014

Trend dan Tantangan E-Business

Trend dan tantangan e bisnis

       Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Manajer yang cerdas harus mampu mengenali trend sebelum trend menjadimainstream. Karena dibutuhkan bertahun-tahun untuk mengendalikan perusahaan besar ke arah yang baru, manajer harus mampu mengenali hambatan yang ada jika tidak menghendaki perusahaannya hancur. Pengenalan trend sekarang telah menjadi ”sebuah rencana atau yang direncanakan.”


Kategori Trend: Pelanggan
1. Pelayanan yang cepat (faster service)
       Pelanggan memperhatikan waktu dari pelayanan sebagai alasan melakukan bisnis    dengan suatu perusahaan. Pelanggan membenci penundaan, atau menunggu untuk mendapat layanan. Dengan adanya aplikasi dari e-business akan mempercepat pelayanan yang dapat diberikan kepada konsumen
2. Swalayan (self-service)
     Pemicu dari motif swalayan sangatlah jelas. Keinginan konsumen dapat berbelanja kapan saja, dimana saja, selama tersambung dengan internet. Waktu yang dihabiskan untuk perjalanan ke mall berkurang, susahnya mencari tempat parkir, hingga kemacetan lalu lintas.
3. Beragam pilihan (more products choices)
     Seiring dengan meningkatnya daya dan perhatian konsumen, perusahaan berusaha menyediakan berbagai variasi produk dan jasa, beserta kustomisasi produk.
4. Solusi terintegrasi (integrated solutions)
     Perubahan selera konsumen dari yang sebelumnya “memilih yang terbaik” menjadi terintegrasi. Konsumen tidak lagi butuh retail lain atau toko lain yang memberikan yang terbaik, konsumen menginginkan layanan bisnis yang terintegrasi model one-stop-shopping.

Kategori Trend: e-Service
1. Penjualan & layanan(integrated sales & service)
     Konsumen sekarang menginginkan informasi yang cepat, akurat, konsisten dan mereka mengharapkan layanan sebelum dan sesudah membeli. Layanan kepada konsumen harus dimulai sebelum membeli dan melekat pada setiap interaksi perusahaan dengan konsumen atau calon konsumen.
2. Dukungan yang tanpa celah(seamless support)
     Membuat layanan konsumen yang mudah dan berorientasi terhadap solusi adalah sebuah trend yang sangat penting dalam bisnis. Pada bisnis yang berfokus kepada konsumen, seorang manajer harus memahami, bahwa konsumen menghargai waktu mereka, dan konsumen semakin tidak toleran terhadap layanan yang kurang memuaskan. Perusahaan perlu mengadopsi aplikasi layanan konsumen yang terintegrasi yang menangkap data tentang relasi terhadap seluruh pelanggan.
3. Jasa pengantaran yang nyaman dan persyaratan yang fleksibel (flexible fullfilment & convinient service delivery)
     Konsumen menginginkan semua serba cepat. Jadwal yang padat pada rutinitas konsumen memaksa perusahaan untuk memproduksi produk dan layanan yang inovatif. Supply Chain Management adalah solusi, lebih dekat kepada konsumen, mengurangi pemborosan dalam supply chain(waktu, persediaan, dsb), akses informasi real-time dengan konsumen, dan membentuk rekanan dengan koordinasivirtual.
4. Meningkatkan keterbukaan proses bisnis (increased process visibility)
     Process visibility berarti menyediakan konsumen terhadap akses yang akurat, terhadap informasi waktu tentang status order, penetapan harga produk, dan ketersediaan produk. Meningkatkan keterbukaan mempunyai dampak yang signifikan dalam menciptakan permintaan(demand), sebagaimana memberi dampak yang sama dengan mempertahankan konsumen.

Kategori Trend: Organisasi
1. Pemberdayaan dari luar atau Alih Daya (outsourcing)
     Iklim bisnis modern menginginkan perusahaan untuk lebih fleksibel agar dapat bertahan. Fleksibilitas terkadang tercermin pada keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcingterhadap beberapa proses bisnis. Outsourcing memberikan fondasi atas penciptaan perusahaan virtual, inti dari konsep e-business.
2. Kontrak produksi (contract manufacturing)
     Trend terhadap speliasi mengharuskan perusahaan untuk berfokus dengan hal yang terbaik yang dapat dilakukan. Tujuan dari perusahaan untuk memindahkan dari fokus terhadap modal atau asset-intentsive (manufacturing), ke fokus terhadap pengetahuan dan marketing-intensive (marketing). Untuk mencapai pemanfaatan aset yang lebih baik, perusahaan menggunakan teknologi untuk memisahkanmarketing dari manufacturingsecara global.
3. Distribusi virtual (virtual distribution)
     Jalur distribusi baru telah muncul yaitu distribusi virtual. Perusahaan semacam ini menyatukan informasi marketing dan produk lalu membuat sebuah pasar efisien yang sebelumnya tersebar di berbagai tempat. Dengan menggabungkan mekanisme distribusi dan transaksi untuk menguasai suatu pasar, distributor virtual memanfaatkan kemampuan web dalam menciptakan suatu pasar efisien yang tidak hanya dapat menghubungkan pembeli dan penjual, namun juga teknologi, informasi, dan aktivitas dagang.

Kategori Trend: Tenaga Kerja
1. Mempekerjakan yang terbaik(hiring the best and brightest)
      Perusahaan besar yang mulai merambah e-commerce mengalami kesulitan untuk merekrut karyawan yang berbakat. Perusahaan harus dapat memanfaatkan penggunaan teknologi sebaik mungkin untuk menarik dan merekrut para kandidat berbakat.
2. Mempertahankan karyawan berbakat (keeping talented employees)
      Mempertahankan budaya kerja yang dapat mengarahkan pada kesuksesan dan inovasi bukan lagi suatu syarat yang harus dipenuhi untuk perusahaan, melainkan suatu keharusan dalam dunia e-business. Cara kuno dalam memerintah dan mengontrol para karyawan yang berbakat tidak lagi diinginkan. Keterbukaan jalur karir dan transparansi sangat dinantikan oleh para karyawan.

Kategori Trend: Teknologi Perusahaan
1. Aplikasi perusahaan yang terintegrasi (integrated enterprise applications)
     Integrasi adalah bagian yang sulit. Selama beberapa dekade telah ditunjukkan bahwa perusahaan yang menginginkan optimasi proses bisnis akan melakukan integrasi dalam segala fungsi. Dan hal ini akan terus berlanjut ke masa depan, paket-paket software untuk integrasi perusahaan pun telah banyak bermunculan seperti SAP dan PeopleSoft yang membantu perusahaan dalam proses integrasi tidak hanya pada fungsi perusahaan, namun juga dengan pihak eksternal yang berhubungan dengan perusahaan, seperti supplier,partner, dan pelanggan.
2. Integrasi saluran (multichannel integration)
     Integrasi layanan berarti menyediakan standar layanan pelanggan berkualitas tinggi disemua saluran. Pelanggan tidak peduli di saluran mana akan berhubungan dengan perusahaan mereka menginginkan layanan dengan kualitas yang sama karena itu integrasi saluran merupakan suatu hal yang penting. Integrasi saluran (multichannel integration) merupakan suatu yang penting, karena adanya distribusi informasi tentang bisnis dan transaksi yang akan memberikan kemudahan untuk berbagai pelanggan, dimana saja, kapan saja.
3. Aplikasi penghubung(middleware)
     Untuk mempertemukan bisnis dan teknologi terkadang diperlukan suatu aplikasi penghubung (middleware), beberapa sebab diperlukannya aplikasi penghubung antara lain karena sistem lama yang tidak memungkinkan atau sulit untuk diganti sehingga diperlukan aplikasi penghubung antara sistem lama dengan sistem baru yang akan dipasang.

Kategori Trend: Teknologi Umum
1. Aplikasi web nirkabel (wireless web applications)
     Bisnis di masa depan lebih berbentuk mobile, terintegrasi dan personal. Dengan semakin menjamurnya infrastruktur nirkabel, era baru pemanfaatan berbagai gelombang udara untuk melakukan bisnis antara konsumen dan perusahaan. Aplikasi wireless yang begitu nyaman, mudah dan bermanfaat ini akan banyak membantu dalam mengatur bisnis, mengelola jadwal pribadi, pengiriman e-mail, telepon, hingga mencari restoran yang terbaik tanpa berjalan kaki. Permintaan untuk lebih mobile, dan produktif dengan didukung dengan teknologi nirkabel akan menciptakan permintaan yang cukup besar terhadap aplikasi nirkabel.
2. Aplikasi informasi dan komputer tangan (handheld computing & information appliances)
     Industri aplikasi informasi dan komputer tangan telah tumbuh dengan pesat. Para konsumen meminta akses informasi yang lebih mudah, lebih kritis, personal, dan profesional. Peningkatan kebutuhan untuk produktivitas dan konektivitas ”kapan saja , dimana saja” telah memberikan jalan pada alat-alat komunikasi yang mudah digenggam.
3. Konvergensi infrakstruktur(infrastructure convergence)
     Trend besar dalam infrastruktur untuk e-businessadalah penggabungan dari berbagai data dan jaringan. Telepon, TV, nirkabel, dan komputer saat ini merupakan aplikasi yang terpisah satu sama lain, sebuah sistem yang berdiri sendiri. Hal tersebut sebenarnya dapat digabunggkan dengan menggunakan jaringan berbasis Internet Protocol (IP), sehingga semua sistem dapat tergabung menjadi satu agar dapat berbagai informasi dengan lebih cepat dan murah.
4. Penyedia jasa aplikasi(application service provider)
      Pengambilan keputusan dalam penggunaan aplikasi informasi perusahaan telah berkembang, yang dulunyamake versus buy, sekarang berubah menjadi make versus buy versus rent. Kebanyakan perusahaan yang ingin mengimplimentasikan aplikasi internet harus merancang aplikasi sendiri atau memodifikasi dari paket yang telah ada, sehingga menyebabkan implementasi menjadi sangat mahal. Trend ASP (Application Service Provider) menciptakan sebuah kesempatan dalam pasar bagi yang dapat menyediakan satu sumber solusi yang dapat mengkombinasikan berbagaisoftware hardware darisupplier, integrasi sistem, dan komunikasi berbasis internetdalam satu layanan yang terintegrasi.
  
Tantangan :
 
1. Globalisasi Ekonomi

     Dalam pasar global, pesaing datang dari berbagai negarayang berbeda. Sudah siapkah anda menghadapi persiangan seperti ini? Sudah siapkah bisnis yang ada menghadapi era teknologi modern?

2. Tantangan Sosial

a. Pemulihan Ekonomi
     Pemulihan ekonomi saat ini didorong oleh dua faktor utama yaitu pengingkatan kebutuhan terhadap barang-barang konsumi serta penurunan inflasi dan suku bunga.

b. Wanita di Dunia Kerja
     Secara kultur, Indonesia termasuk negara yang tidak memiliki tingkat maskulinitas tinggi hanya 46M. (Penelitian: Noe et.all, 1994). Maraknya pemimpin wanita yang naik pentas snagat boleh jadi membawa angin baru. Dengan keluwesannya, negosiasi tampaknya akan lebih mewarnai gaya kepemimpinan mereka. Gaya keibuan boleh jadi akan bertransformasi menjadi ilmu kapas ; ringan dan lembut, tapi bisa menjadi padat dan tidak mudah koyak.

c. Isu link and Match
     Link and match adalah kondisi yang menggarmbarkantingkat kesesuaian antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

d. Diversitas
     Indonesia memiliki berbagai macam suku dan adat istiadat yang tentunya memiliki kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda pula dengan satu sama lain.

e. Konflik Nilai
     Perbedaan nilai dapat terjadi karena berbagai hal, antara lain karena faktor usia. Perbedaan nilai tersebut antara lain :
1. Genarasi Baby Boomers
2. Baby Bustersf.
Etika Bisnis Sustainable development maupun green business merupakan isu yang semakin berkembang. Ecolabeling merupakan salah satu contoh usaha masyarakat untuk menyelamatkan lingkungan dari ancaman dunia bisnis. Dunia bisnis juga harus berfungsi sosial dan dioperasikan dengan mengindahkan etika-etika yang berlaku di masyarakat.

3. Tantangan Kualitas
     Kualitas yang merupakan kunci utama yang harus dimiliki persuahaan-perusahaan Indonesia untuk bersaing di pasar internasional. Penekanan kualitas pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Penekanan teknis atau manufaktur
     Secara teknis, produk dikatakan kerkualitas jika telah memenuhi spesifikasi tertentu.

b. Penekanan pada konsumen
     Dipandang dari sisi konsumen, produk dikatakan berkualitas jika produk tersebut mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

4. Tantangan Teknologi
     Perubahan teknologi yang sangat cepat harus diimbangi perusahaan dengan menynediakan karyawan yang terampil, memiliki kapasitas, serta kemauan belajar yang tinggi.
 
Sumber :
 
Contoh kasus yang diperkirakan :

Potensi dan Tantangan E-commerce Indonesia Tahun 2015

shutterstock_168059297
Gelaran Startup Asia minggu lalu dapat dikatakan dipenuhi bahasan tentang e-commerce. Pemberitaan mengenai Tokopedia yang mencetak sejarah sejak perolehan pendanaan dari SoftBank dan Sequoia Capital menepis keraguan tentang investasi di Indonesia. Saat ini dunia juga semakin memerhatikan Indonesia dan mulai membandingkannya dengan India, Brazil, atau Tiongkok. Di tahun 2015, indikator e-commerce Indonesia menunjukkan sinyalemen yang semakin cerah.

Founder Rebright Partners Takeshi Ebihara dalam salah satu panel diskusinya mengatakan bahwa e-commerce merupakan gerbang awal pertumbuhan ekosistem. Bila e-commerce matang, maka bisnis Internet lainnya akan ikut terangkat, termasuk sektor travel, kesehatan, dan lainnya.
Pertumbuhan e-commerce yang matang akan diikuti dengan perkembangan enabler bisnis lainnya, seperti online payment, fullfilment, dan logistik. Kemajuan segmen tersebut akhirnya akan mendorong industri Internet lainnya untuk ikut berkembang.
Redwing memperkirakan nilai pasar e-commerce di Indonesia antara $1 miliar hingga $10 miliar pada 2015. Diprediksikan dalam tiga tahun ke depan pangsa pasar e-commerce Indonesia akan tumbuh sebesar 250 persen.
Value e-commerce di Indonesia
Pasar e-commerce di Indonesia, bila berbicara soal potensi tentu saja sangat besar. Seminar e-commerce bertajuk “E-Commerce Indonesia Menuju AFTA 2015” yang diselenggarakan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) di Jakarta kemarin (4/12), mengungkapkan bahwa penetrasi Internet Indonesia yang mencapai 74 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 102 juta tahun 2016.
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, rata-rata penetrasi Internet terhadap total populasi di Asia Pasifik adalah 32 persen. Di Indonesia angkanya masih di kisaran 29 persen. Dari pengguna Internet di Indonesia yang sebanyak 74 juta tersebut, menurut riset idEA hanya 7 persen yang berbelanja online. Bandingkan dengan Tiongkok yang memiliki 32 persen pengguna Internet menghabiskan waktu online dengan berbelanja.
Meskipun demikian, riset juga menunjukkan bahwa orang Indonesia juga sudah mulai nyaman berbelanja produk mahal, seperti gadget dan peralatan rumah tangga, meski fashion masih menjadi primadona yang paling banyak dibeli.
Apakah tahun depan e-commerce di Indonesia akan tetap menjadi primadona? Jawabannya hampir pasti dikatakan iya. Indikatornya adalah pasar yang menjanjikan, peningkatan jumlah pengguna Internet, dan bisnis yang mudah di-scalable.
Pilihan pembayaran secara COD dan transfer antar rekening bank yang masih tinggi menjadi pengganjal karena penetrasi kartu kredit yang masih rendah. Masalah lain yang harus diperbaiki adalah soal logistik. Infrastruktur jalan yang buruk, kurang rincinya peta dan alamat jelas membuat jasa pengiriman barang menjadi menantang.
Di sisi lain, sarana transportasi yang buruk malah berperan untuk mendorong keputusan membeli secara online dibanding harus bersusah payah pergi ke toko.
Indonesia menuju MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Dalam seminar tersebut juga dibahas tantangan yang akan dihadapi Indonesia memasuki AFTA atau MEA 2015. Pada acara pembukaan seminar, Ketua Umum idEA Daniel Tumiwa mengatakan bahwa para pelaku industri e-commerce jangan hanya melihat hal ini sebagai tantangan, tapi juga sebagai peluang. Pasar bebas akan menyebabkan Indonesia diserbu oleh arus produk, bahkan tenaga ahli dari luar, namun ia juga melihat ini peluang bagi Indonesia untuk memasarkan produknya ke negara-negara tetangga.
Layanan e-commerce muslimah Hijup misalnya, menurut sang pendiri Diajeng Lestari, telah menerima pesanan dari Brunei Darussalam sejak pertama kali meluncur. Diajeng menyebutkan, “Produk kita punya keunikan tersendiri, hal itu merupakan daya jual yang kuat.”
Para pebisnis luar negeri sadar sepenuhnya bahwa untuk bisa sukses di pasar Indonesia mereka harus melokalisasi bisnisnya sesuai dengan selera pasar Indonesia.
Raksasa digital Tiongkok Baidu mengakui pentingnya bekerja sama dengan perusahaan lokal dan merekrut sebanyak mungkin pekerja dari Indonesia. “Saat ini 90 persen dari tim Baidu Indonesia adalah orang Indonesia. Sangat penting untuk bekerja sama dengan developer lokal dan mengikuti selera konsumen lokal,” jelas Managing Director Baidu Indonesia Bob Bao.
Founder dan CEO VIP Plaza Tesong Kim menambahkan hal itu justru merupakan kunci yang bisa menentukan sukses atau tidaknya sebuah bisnis asal asing di Indonesia. “Perusahaan-perusahaan lokal merupakan pihak yang paling mampu untuk memimpin pasar, sebab mereka faham konsumen di sini. Itulah mengapa Baidu bisa mengalahkan Google atau Taobao mengalahkan eBay di Tiongkok,” ungkapnya.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar