Minggu, 26 Oktober 2014

HASIL MUMET CHUSWA , RITA dan MADE



KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
US-GAAP , IFRS dan PSAK


Dosen Pengampu:
Nur Laila Yuliani, SE, M.Sc






Disusun Oleh:

1.             Wulan Nurhalimah    ( 08.0102.0042 )
2.             Chuswatun Chasanah            ( 13.0102.0070 )
3.             Miftayati Rita P        ( 13.0102.0086 )
4.             I Made Fernando T   ( 13.0102.0103 )







FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Kerangka Kerja Konseptual adalah sebuah konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Kerangka tersebut merupakan sistem yang saling menghubungkan konsep yang mengalir dari sebuah tujuan pelaporan keuangan seperti mengidentifikasi batas-batas pelaporan keuangan, memilih transaksi, peristiwa, bagaimana itu seharusnya diakui dan diukur, dan bagaimana itu seharusnya disimpulkan dan dilaporkan.
Kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan struktur teori akuntansi. Pada tingkat tertinggi yang teoritis, kerangka kerja konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.
Pada tingkat konseptual berikutnya menyatakan mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan, komparatif, dan dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya pendapatan, dan keuntungan). Di tingkat operasional yang lebih rendah, kerangka kerja konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan pengakuan dan pengukuran elemen dasar dan jenis informasi yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Kerangka Kerja Konseptual
            Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang serupa dengan konstitusi yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat , fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan .
1.    KERANGKA KERJA KONSEPTUAL US GAAP
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. 
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

a.         Tingkat Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan Pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) harus menyediakan informasi mengenai :
1)   Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi. Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas  bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. Pada intinya pelaporan keuangan untuk membantu pelaporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan yang rasional mengenai investasi dan kredit.

2)   Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan (arus kas) dimasa depan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. Membantu para pengguna informasi akuntansi dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.

3)   Mengenai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya dan perubahan yang terjadi didalamnya.

            Tujuan pelaporan keuangan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.

b.        Tingkat Kedua     : Karakteristik Kualitatif dan Unsur-Unsur
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
1)   Karakteristik Kualitatif
a)   Kualitas Primer
Relevansi dan keandalan harus melekat pada informasi akuntansi.

                                                          i.     Relevansi
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik , yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu . Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

                                                        ii.     Keandalan (Reliabilitas)
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

a.              Daya Uji : ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
b.             Ketepatan penyajian : angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
c.              Netralitas: informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias .


b)                                                                  Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan dan konsistensi.

                                            i.         Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

                                          ii.         Konsistensi
Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

2)   Unsur-Unsur Dasar
Unsur-unsur dasar dalam pelaporan keuangan adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan struktur teoritis.Akuntansi banyak menggunakan istilah yang memiliki arti khusus yang mana merupakan bahasa bisnis.Unsur-usnsur dasar pelaporan keuangan ini bertujuan untuk menelaah .
Berikut ini adalah sepuluh unsur laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan :
                                            i.     Aktiva . Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang memperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
                                          ii.     Kewajiban . Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang timbul oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer  aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas – entitas lain dimasa depan.
                                        iii.     Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya . Dalam sebuah entitas bisnis , ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
                                        iv.     Ivestasi Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih oleh perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan didalamnya.Aktiva yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, namun bias meliputi asa atau konversi kewajiban perusahaan.

                                          v.     Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva , penyediaan jasa ,atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
                                        vi.     Laba Komprehensif. Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik. Termasuk semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
                                      vii.     Pendapatan. Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivtas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.
                                    viii.     Beban. Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban selama satu periode dan pengiriman atau produksi barang , penyediaan jasa , aktivitas lain yag merupakan operasi utama perusahaan.
                                        ix.     Keuntungan. Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
                                          x.     Kerugian. Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi , kejadian dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi dari pemilik.

c.         Tingkat Ketiga     : Konsep – Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
1)   Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.
                                            i.     Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan pertanggungjawaban tertentu.Aktifitas bisnis dapat dibedakan dan dipisahkan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).


                                          ii.     Asumsi Kelangsungan Hidup
Perusahaan bisnis akan memiliki unsur yang panjang.Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk memenuhi tujuan dan komitmennya. Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur yang panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka, meskipun pada kenyataannya umur perusahaan adalah tidak pasti berapa lama. Asumsi ini berpengrauh terhadap prinsip penilaian atas pos pos laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan menggunakan prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai likuidasi. Asumsi ini tidak akan berlaku jika suatu entitas usaha didirikan dengan batasan umur yang telah ditetapkan.
Jika akan dilikuiditasi  maka tidak dapat menerapkan prinsip biaya historis.
                                        iii.     Asumsi Unit Moneter
Bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi dan paling efektif untuk menunjukkan  kepada pihak berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.Unit moneter merupakan unit yang sederhana, relevan, tersedia secara universal , apat dipahami dan berguna.
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
                                        iv.     Asumsi Periodisitas
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan.
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam periode waktu artifisial.


2)   Prinsip-Prinsip Akuntansi

                                       i.          Prinsip Biaya Historis
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Biaya (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi.

                                     ii.          Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.

                                   iii.          Prinsip Penandingan
Beban  untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui : 
a.    Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
b.   Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
c.    Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.

                                   iv.          Prinsip Pengungkapan Penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti :
a.    Hal-hal yang harus diungkapkan secara terinci karena mempengaruhi keputusan pemakai
b.   Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
c.    Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan dan tahunan.


3)   Kendala-Kendala
                                            i.         Hubungan Biaya Manfaat
Pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas biaya. Pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa hal itu salah.Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bias diperoleh dari pemakaian informasi.
Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.

                                          ii.         Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

                                        iii.         Praktek Industri
Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.

                                        iv.         Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.



2.    KERANGKA KERJA KONSEPTUAL IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah Standar berbasis prinsip, Interpretasi dan Kerangka (1989) diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Banyak standar membentuk bagian dari IFRS dikenal dengan nama lama dari Standar Akuntansi Internasional (IAS). IAS yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional Committee (IASC). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih dari IASC tanggung jawab untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Selama pertemuan pertama Dewan baru diadopsi IAS dan SICs. IASB terus mengembangkan standar memanggil standar IFRS baru.
a.    Tingkat Pertama   : Tujuan Pelaporan Keuangan
Menurut  perspektif IFRS menyatakan bahwa pelaporan keuangan “untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas penyusun” yang berguna untuk investor dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur  lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumberdaya untuk entitas.Mendefinisikan informasi keuangan sebagai  “informasi tentang posisi keuangan,kinerja keuangan dan arus kas” dan menunjukkan “ hasil dari tugas penyelenggaraan manajemen sumber daya dipercayakan kepadanya.
Berikut ini adalah tujuan pelaporan keuangan perspektif IFRS, yaitu :
1)   Informasi Keuangan yang Beguna Untuk Membuat Keputusan
Pegguna laporan keuangan merupakan investor  , karyawan ,pemberi pinjaman , pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah, masyarakat dan berguna  untuk pengambilan keputusan.
2)   Posisi Keuangan , Kinerja dan Arus Kas
Untuk memenuhi kebutuhan , informasi yang berorientasi pada ,pengguna, laporan keuangan berisikan pernyataan dan catatan berikut seperti yang dipersyaratkan oleh IAS 1 :
                                       i.     Neraca pada akhir periode
                                     ii.     Laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain ( atau laporan pendapatan termasuk laporan laba rugi) untuk suatu periode.
                                   iii.     Laporan perubahan ekuitas
                                   iv.     Laporan arus kas
                                     v.     Catatan atas laporan keuangan , yang terdiri dari ringkasan kebijakan akuntansi dan informasi penjelasan lainnya
                                   vi.     Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif .

3)   Dasar Akrual Akuntansi
Menggambarkan pengaruh transaksi dan peristiwa lain dan keadaan sumber daya pelaporan entitas ekonomi dan klaim pada periode dimana efek tersebut terjadi, meskipun penerimaan dan pembayaran kas terjadi dalam periode yang berbeda.

4)   Asumsi yang Mendasari – Kelangsungan Usaha
Kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa suatu entitas akan beroperasi dimasa mendatang dan tidak memiliki intensi maupun kebutuhan untuk dilikuidasi atau mengurangi secara material skala operasinya.

b.   Tingkat Kedua      : Karakteristik Kualitatif dan Unsur-Unsur
Untuk memenuhi tujuan menyediakan  informasi yang berorientasi pada pengguna, laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif yang memadai.
Berikut ini kerangka kerja konseptual menetapkan dua karakteristik kualitatif fundamental dan empat karakteristik kualitatif , yaitu:
1)   Karakteristik fundamental
Informasi harus disajikan secara relevan dan jujur maka dari itu akan diperoleh keputusan yang baik dan tepat.
a)    Relevansi
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang dibuat oleh pengguna.Informasi keuanga mampu membuat perbedaan dalam keputusan jika memiliki nilai prediksi , nilai konfirmasi atau keduanya.
                                            i.         Nilai prediktif
Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil masa depan.
                                          ii.         Nilai Konfirmasi
Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika memberikan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya, termasuk menegaskan atau mengubah evaluasi.
b)   Penyajian jujur
Penggambaran secara apa adanya fenomena ekonomi dalam laporan keuangan , kerangka konseptual menjelaskan bahwa , untuk menjadi bermanfaat  maka informasi keuangan tidak hanya menyajikan fenomena yang relevan tapi kejujuran dalam menyajikannya juga sangat diperlukan. Oeh karena itu informasi keuangan harus lengkap, netral dan bebas dari kesalahan.

2)   Karakteristik kualitatif
Karakteristik kualitatif membantu menentukan manakah dari dua cara yang harus digunakan untuk digunakan  untuk menggambarkan fenomena jika keduanya dianggap sama-sama relevan dan disajikan dengan jujur.
Yang termasuk karakteristik kualitatif yaitu:
                                       i.     Komparatif / Komparabilitas
Keputusan pengguna meliputi pemilihan beberapa alternatif , seperti menjual atau memiliki investasi atau berinvestasi disalah satu entitas pelaporan yang lain.
                                     ii.     Dapat diverifikasi/ dapat dibuktikan
Informasi yang dapat dibuktikan akan meyakinkan pengguna mengenai keakuratan.
                                   iii.     Ketepatan Waktu
Informasi yang jujur dan relevan tidak berguna apabila disajikan secara tidak tepat waktu.
                                   iv.     Dapat dipahami
Untuk memberikan penjelasan kepada pengguna dan memenuhi kebutuhan mereka , informasi keuangan harus mudahdipahami oleh mereka.
3)    Unsur-Unsur Laporan Keuangan
                                       i.     Elemen untuk posisi keuangan (dalam Neraca)
Aset dan Liabilitas mengharuskan keduanya sebagai akibat peristiwa masa lalu dan melibatkan aliran manfaat ekonomi.Akibat dari peristiwa masa lalu bertepatan dengan dasar akrual transaksi akuntansi dan mengecualikan transaksi maupun peristiwa yang tidak diperkirakan akan terjadi dimasa depan.Manfaat ekonomi atau sumber daya  terpengaruh dengan berbagai cara.
a.    Aset
Sumberdaya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dihrapkan darinya akan mengalir manfaat ekonomi masa depan kepada entitas.
b.   Liabilitas
kewajiban kini dari entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diperkirakan berakibat pada arus keluar dari entitas berupa sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi.
c.    Ekuitas
Ekuitas versu Modal . Dimana ekuitas adalah sisa, yang terdiri dari modal saham saldo laba dan cadangan lainnya.ekuitas dapat disamakan dengan modal , tapi entitas juga dapat menentukan  lingkup modal yang luas atau lebih sempit untuk tujuan manajemen.
                                     ii.     Elemen untuk kinerja keuangan (dalam laporan laba rugi)
Kinerja suatu entitas sering dievaluasi dalam hall aba, yaitu penghasilan dikurangi beban. Beban merupakan alat ukur kinerja dan juga dapat menjadi dasar untuk ukuran-ukuran lain, termasuk peminvestasi , pengembalian ekuitas, atau laba persaham.
a.    Penghasilan. kenaikan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain yng berkaitan dengan kontribusi dari pemilik ekuitas.
b.   Beban.
penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk aliran keluar atau pengurangan aset atau timbulnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemilik ekuitas.

d.   Tingkat Ketiga      : Konsep – Konsep Pengakuan dan Pengukuran
1)   Pengakuan Atas Elemen Laporan Keuangan
a)    Kriteria Pengakuan
                                                i.     Probabilitas Manfaat EKonomi di Masa Depan
Konsep probabilitas mengacu pada tingkat ketidak pastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan asset tersebut akan masuk atau keluar dari entitas.
                                              ii.     Keandalan Pengukuran
Apakah biaya atau nilai item tersebut dapat diukur dengan keandalan.
                                            iii.     Penerapan Kriteria Pengakuan atas beberapa elemen
a.    Aset diakui dalam neraca bila kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan asset memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan modal.
b.    Liabilitas diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa aliran keluar sumberdaya yang memiliki manfaat ekonomi akan timbul dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah penyelesaian yang berlangsung danpat diukur dengan modal.
c.    Penghasilan diakui di laporan laba rugi .
d.   Beban diakui di laporan laba rugi
2)   Pengukuran Elemen  Laporan Keuangan
a)         Biaya Historis
Aset dicatat sebesar nilai jumlah kas setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar pembayaran yang diberikan untuk mengakuisisi asset tersebut pada saat akuisisi .Liabilitas dicatat sebesar jumlah uang yang diterima sebagai pertukaran untuk liabilitas atau dalam beberapa keadaan(missal, pajak penghasilan) sejumlah kas atau setara kas yang diperkirakan akan dibayar untuk memenuhi liabilitas dalam kondisi bisnis normal.
b)        Nilai Realisasi
Aset dibayar sejumlah kas atau setara kas yang harus saat ini bias diperoleh dengan menjual asset dalam proses penjualan yang teratur. Liabilitas disajikan sebesar nilai penyelesaian , jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam kegiatan bisnis . Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual(harga jual neto)
c)         Nilai Kini
Aset dicatat nilai diskonto kini dari arus kas neto masa depan yang diharapkan akan dihasilkan dari asset  tersebut dalam kegiatan usaha normal.Liabilitas dicatat sebesar sebesar nilai terdiskonto kini dari arus kas neto masa depan yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas dalam bisnis normal. IFRS tertentu mendefinisikan “nilai penggunaan”

.
3)   Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Kerangka yang menjelaskan tentang konsep modal dan pemeliharaan modal menjelaskan bahwa pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban , dan karenanya keuntungan, sebagian bergantung pada :
a)    Konsep modal termasuk konsep keuangan modal dan konsep fisik modal .
                                                i.     Sebuah konsep keuangan modal menyiratkan bahwa modal, seperti uang yang diinvestasikan atau daya beli yang diinvestasikan , serupa dengan asset neto atau ekuitas entitas.
                                              ii.     Sebuah konsep modal fisik menyiratkan bahwa modal dianggap sebagai kapasitas produktif dari entitas yang didasarkan pada , missal unit keluaran perhari.
b)   Untuk konsep pemeliharaan modal untuk menghasilkan keuntungan. Keduanya berkorelasi dengan konsep pemeliharaan modal. Konsep pemeliharaan modal adalah :
                                                i.     Pemeliharaan modal keuangan menyiratkan bahwa keuntungan atau kerugian terjadi anya jika jumlah finansial ( uang) asset neto entitas dari satu periode keperiode lain dipertahankan (dan setelah distribusi  untuk atau kontribusi dari pemilik).
                                              ii.     Pemeliharaan modal fisik menyiratkan bahwa keuntungan atau kerugian  hanya jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan operasi)  dari suatu entitas dari suatu periode keperiode lain dipertahankan (dan setelah distribusi atau kontribusidari pemilik).


3.    PERBEDAAN KERANGKA KERJA KONSEPTUAL US GAAP VS IFRS

a.         Tingkat Pertama    : Tujuan Pelaporan Keungan

US GAAP
IFRS
  1. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.
  1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
  1. Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan
  1. Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
  1. Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.


Tujuan laporan keuangan pada dasarnya tidak jauh berbeda yaitu untuk menyediakan informasi mengenai posisi suatu perusahaan. Di sini untuk US GAAP digunakan oleh pihak internal, sedangkan untuk yang IFRS digunakan oleh pihak eksternal.
Berdasarkan US GAAP menyediakan informasi pelaporan keuangan mengenai investasi, kredit, dan sumberdaya manusia sedangkan menurut IFRS menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan serta mengutamakan posisi, pengguna laporan keuangan mulai dari penyusunan laporan keuangan hingga anggota-anggota yang membutuhkan laporan keuangan.Dalam penyajiannya IFRS memang lebih detail .



b.        Tingkat Kedua       : Karakteristik Kualitatif dan Unsr-Unsur

Karakteristik Kualitatif
US GAAP
IFRS
Relevan – terdiri dari: 
  • Nilai prediksi – membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan.
  • Nilai umpan balik – membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi sebelumnya.
  • Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan
Relevan – terdiri dari: 
  • Nilai prediksi
  • Nilai konfirmasi
  • Materialitas

Dapat dipercaya – terdiri dari: 
  • Disajikan dengan jujur
  • Netral
  • Dapat diferivikasi

Dapat dipercaya – terdiri dari: 
  • Disajikan dengan jujur
  • Netral
  • Substansi mengungguli bentuk
  • Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme.
  • Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten


Berdasarkan uraian dan table yang telah diuraikan mengenai  “Relevan” menunjukkan bahwa IFRS lebih mengarah pada suatu kepastian, dan laporan keuangan yang seperti itulah yang diinginkan. Dengan penyajian yang jujur, lengkap, netral dan bebas kesalahan akan memberikan suatu kepastian, beda dengan US GAAP yang yang menggunakan dasar di cek ulang akan laporan keuangan yang kita buat.
Selanjutnya mengenai Reliabilitas bisa dilihat dalam relevan, bila IFRS lebih unggul karena  dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya , itu tidak lepas dengan proses yang rumit. Oleh karena itu mengenai reliabilitas, US GAAP lebih sederhana tanpa melalui proses yang rumit.
 Element Laporan Keuangan

US GAAP
IFRS
Aset 
Kewajiban
Ekuitas
Investasi pemilik
Distribusi kepada pemilik
Laba komprehensif
Pendapatan
Keuntungan
Beban
Kerugian
Aset 
Kewajiban
Ekuitas
Pemeliharaan modal  (diperoleh dari revaluasi asset dan kewajiban)
Laba (Pendapatan dan keuntungan)
Beban (beban dan kerugian)


c.  Tingkat Ketiga                 : Konsep-Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar
US GAAP
IFRS
  1. Kelangsungan usaha
  2. Entitas ekonomi
  3. Unit moneter
  4. Periodisitas
  1. Kelangsungan usaha
  2. Basis akrual

Pengakuan dan pengukuran – Prinsip
US GAAP
IFRS
  1. Biaya historis
  2. Pengakuan pendapatan
  3. Kesesuaian
  4. Pengungkapan penuh

  1. Biaya historis
  2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
  3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
  4. Nilai wajar
  5. Pengakuan pendapatan
  6. Pengakuan beban
  7. Pengungkapan penuh

Pengakuan dan pengukuran – Kendala
US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat 
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme
  1. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
  2. Tepat waktu
  3. Keseimbangan antara karakteristik kualitatif

4.      PERBEDAAN KONSEP US GAAP, IFRS DAN SAK

Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.

US GAAP menggunakan prinsip laba/rugi yang konservatif sedangkan IFRS menggunakan prinsip laba rugi yang komprehensif
Berdasarkan laporan laba rugi US GAAP, terdapat perbedaan antara penghasilan terealisasi dari transaksi dan biaya histories yang terjadi dalam periode waktu, dengan prinsip akrual, prinsip realisasi dan prinsip penandingan yang sudah diakui oleh banyak studi empiris.
Namun dengan perkembangan ekonomi, bermunculannya perusahaan perusahaan multinasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat prinsip-prinsip dalam US GAAP terlalu konservatif untuk mengevaluasi suatu operasi perusahaan dan biaya histories sudah tidak dapat menggambarkan keadaan asset suatu perusahaan sebenarnya.
Oleh karena itu muncul solusi baru untuk mengikuti perkembangan berbagai hal yang menuntut arus informasi yang berkualitas berupa konsep laba rugi komprehensif yang dapat menjawab semua pertanyaan tersebut.
Dengan berkembangnya perekonomia, ilmu dan teknologi, serta perkembangan kebutuhan informasi bagi stakeholder perusahaan maka laporan laba/rugi yang sudah diakui secara general dirasa kurang relevan untuk memenuhi arus informasi keuangan. Oleh karena itu ada sebuah konsep yang ditawarkan oleh IASB berupa laporan laba rugi komprehensif yang dirasa dapat lebih memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap stakeholder.
Seiring berjalannya waktu IASB dengan International Financial Reporting Standards dimana di dalamnya terdapat konsep laba/rugi komprehensif yang nantinya akan menggantikan laba/rugi konsep GAAP sudah mulai diakui secara internasional.





1. Perkembangan Konvergensi PSAK ke IFRS
Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap persiapan akhir (2011) setelah sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010). Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012 Indonesia menerapkan IFRS.
Berikut konvergensi PSAK ke IFRS yang direncanakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan(DSAK) IAI:



Tahap Adopsi (2008-2010)
Tahap Persiapan Akhir (2008-2010)
Tahap Implementasi   (2008-2010)
1.      Adopsi seluruh IFRS ke PSAK
1.      Penyelesaian persiapan Infrastruktur yang diperlukan
1.      Penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap
2.      Persiapan infrastruktur yang diperlukan
2.      Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRSa
2.      Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif
3.      Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku




2. Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:

PSAK
IFRS
43 Standart (PSAK)
37 Standart
8 Syari’ah Standart
8 IFRS
11 Interpretation (ISAK)
29 IAS
4 Tecnical Bulletins
27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik/UKM)
16 IFRIC Interpretation

11 SIC



Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:

Perbedaan
Adaption
Convergence
Full Adoption
Arti harafiah
Adaptasi/Penyelarasan
Pertemuan pada suatu titik
Adopsi/pemakaian
Standart akuntansi
Membuat standar yang benar benar baru
Membuat standar baru dengan mempertimbangkan keadaan yang berlaku
Mentranslet standar lama menjadi standar baru
Contoh negara
Indonesia sebelum IFRS
Indonesia setelah 2012
Australia, Hongkong

2.1 Ada tiga perbedaan mendasar
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, yaitu:
  1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
  1. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
  1. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.

2.2 Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.
Contoh: 
  1. IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO). 
  2. IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin. 
  3. IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk kemungkinan.
  4. IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.

Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.




DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donald  E. dkk. 2007 . Akuntansi Intermediate. Jilid 1.Yogyakarta: Erlangga.
Lam, Nelson. Peter Lau. 2014 . Akuntansi Keuangan Intermediate Financial Reporting Perspektif IFRS. Jakarta : Salemba Empat.
http://yuukichan-lovelypink.blogspot.com/2012/03/kerangka-konseptual-untuk-akuntansi-dan.html
http://rzmapuspita.blogspot.com/2012/10/kerangka-kerja-konseptual-yang.html
http://auditme-post.blogspot.com/2008/09/pengakuan-unsur-unsur-laporan-keuangan.html

1 komentar: